Kamis, Februari 28, 2008

Untuk yang Sedang Berjuang...[2]

Sebuah pertanyaan dari Sayyid Quthub, “Kau mulai jemu berjuang, lalu kau tanggalkan senjata dari bahumu?”
[maka ayo kita jawab]:Tidak! Kamilah pahlawan yang dirindu itu. Dan oleh beratus jiwa di negeri sarat nestapa ini. Atau jika tidak, biarlah kepada diriku saja aku berkata: jadilah pahlawan itu.

(Anis Matta, dengan perubahan)


Sedikit kutipan lagi dari Anis Matta tentang 4 pondasi kepahlawanan:

“Dorongannya adalah tanggung jawab keagamaan (jihad-red). Hakikat dan tabiatnya adalah pengorbanan. Perisainya keberanian jiwa. Namun, nafas panjangnya adalah kesabaran.”


Maka, benarlah apa yang dikatakan Sayyid Quthub, “Orang yang hidup bagi dirinya sendiri akan hidup sebagai orang kerdil dan mati sebagai orang kerdil. Akan tetapi, orang yang hidup bagi orang lain akan hidup sebagai orang besar dan mati sebagai orang besar.”


Terakhir, sebagai bahan renungan bagi kita:

Syakib Arselan, pemikir Muslim asal Syiria, yang menulis buku Mengapa Kaum Muslimin Mundur dan Orang Barat Maju menjelaskan jawabannya dalam kalimat yang sederhana, “Karena orang-orang Barat lebih banyak berkorban daripada kaum Muslimin. Mereka memberi lebih banyak demi agama mereka ketimbang apa yang diberikan kaum Muslimin bagi agamanya.”


Benarkah?Cerminan diri kita mungkin bisa menjawabnya…


Terus bergerak...
"For Better Tomorrow...For Better Civilization"


“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
(QS. Al-Imran:104)


“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah….”
(QS. Al-Imran:110)


Untuk yang Sedang Berjuang...

Sudah sunnatullah jika suatu kerja besar selalu diawali dengan langkah-langkah kecil. Begitu juga, keinginan besar ini haruslah diawali dengan menapaki langkah-langkah membangun basis kekuatan, yang lalu akan meluas kepada sebuah pergerakan. Beberapa orang menganggap hal ini adalah mimpi dan angan-angan, sebuah kesia-siaan. Tidak apa, bukankah HASIL BESAR DIAWALI DENGAN MIMPI YANG BESAR??atau, kalaupun kita mencoba bersikap (sok) realistis, maka biarlah keyakinan kita yang menjawabnya. Bahwa Allah akan membalas segala amal perbuatan kita, masalah hasil, biarlah Allah yang menentukan. Kita hanya perlu berusaha, maksimal, sesuai dengan kemampuan kita.


Waktu terus berlalu, tanpa kita mampu memperlambatnya, atau bahkan menghentikannya. Dua bulan memang dirasa belum cukup untuk membangun suatu basis kekuatan dakwah. Namun, tuntutan waktu mengharuskan kita untuk terus berjalan dan melaju. Tidak ada waktu untuk menunggu. Sekarang, mari kita coba untuk menjadi generasi rabbani, yang mengajarkan (berdakwah) sambil senantiasa mempelajari Al-Quran (QS. Al-Imran:79).


Sebagai penutup, sedikit kutipan dari Anis Matta tentang pahlawan, semoga dapat menginspirasi kita semua untuk bergerak: “Mereka tidak harus dicatat dalam buku sejarah. Atau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Mereka juga melakukan kesalahan dan dosa. Mereka bukan malaikat. Mereka hanya manusia biasa yang berusaha memaksimalkan seluruh kemampuannya untuk memberikan yang terbaik bagi orang-orang di sekelilingnya. Mereka merakit kerja-kerja kecil jadi sebuah gunung: karya kepahlawanan adalah tabungan jiwa dalam masa yang lama”.


Akhir kata, satu lagi kutipan dari tulisan Anis Matta: “Ya Allah, jadikanlah kerja kecil ini sebagai kendaraan yang akan mengantarku menuju ridha dan surga-Mu”.
Semoga tulisan ini dapat senantiasa mengingatkan dan membangkitkan semangat kita semua untuk terus bergerak.


"For Better Tomorrow...For Better Civilization"


TanggungJawab Seorang Mahasiswa

MAHASISWA...
dari predikatnya aja udah menggambarkan seorang yang mampu berpikir secara cerdas dan intelek...

beberapa hari yang lalu, pada saat saya kuliah fisika dasar, bapak dosen mengingatkan kami (saya dan teman-teman) bahwa kuliah itu tidaklah murah. Beliau mengajak kami berpikir dan sedikit merenung tentang "effort" yang harus dikleuarkan untuk membiayai kuliah kami.
Beliau memprediksi bahwa biaya rata-rata seorang mahasiswa yang harus dibayar untuk biaya kuliahnya adalah 6 juta rupiah per semester (bahkan bisa jauh lebih besar dari itu).

Beberapa saat setelah kuliah, saya masih teringat dan mencoba meninjau kembali apa yang dikatakan oleh dosen saya tadi. Jika uang kuliah seorang mahasiswa adalah 6 juta rupiah per semester, maka jika diasumsikan waktu kuliah kita adalah 5 jam perhari, 5 hari seminggu (Senin-Jumat), 4 minggu satu bulan, dan 6 bulan per semester, maka total jam kuliah berdasarkan asumsi adalah 600 jam per semester.

Lalu jika dibandingkan dengan biaya kuliah sebesar 6 juta tersebut, berarti setiap jamnya kita harus 'membayar' sebesar 10.000 rupiah!!!dan itu berarti seharinya kita 'menghabiskan' 50.000 rupiah untuk kuliah...
hahaha...lebih mahal daripada nonton bioskop kali ya???=9

Pada kenyataannya, mahasiswa ITB (angkatan 2007) 'hanya' membayar bahkan kurang dari 50%-nya, yaitu 2.250.000 (belum termasuk biaya tambahan). Sedangkan sisanya, asumsikan saja sekitar 3 juta itu diSUBSIDI oleh uang negara. Lalu sebenarnya apa itu "UANG NEGARA" yang dimaksud??
Ya!!tidak salah lagi, uang negara itu adalah uang rakyat. Pajak yang ditanggung oleh rakyat, sebagiannya kita gunakan untuk kebutuhan pribadi kita kuliah di ITB.

Hwah, saya coba ambil kesimpulan deh:

1. Biaya kuliah tuh gak murah. Bakalan mubazir banget kalo pas kuliah kita gak bener2 cari ilmu, lebih parah lagi kalo tidur di kelas...apalagi kalo ampe BOLOS!!!!

2. Semua mahasiswa PTN sesungguhnya memiliki 'hutang' kepada masyarakat dan bangsa ini. Gimana engga??mereka sudah membayar biaya kuliah kita!!!padahal kenal aja belom tentu...Itu berarti secepatnya kita harus bisa berkontribusi untuk bangsa dan sebanyak-banyaknya masyarakat, untuk 'membayar' hutang-hutang kita itu...
Jangan ampe deh kepikiran lulus cuma buat DIPEKERJAKAN sama perusahaan luar, apalagi yang 'morotin' bangsa ini...
emang sih duitnya banyak, cuma ...*^&%$#@$#$^$#@$!$@!$ [sensored]... pokoknya jangan deh...

Terakhir, coba deh renungin, tingkat pendidikan di negeri ini kan masih rendah...
yang gak bisa mengenyam SD aja masih banyak...
yang berhasil masuk SD tapi gak berhasil lulus, juga banyak...
berarti yang berhasil masuk dan lulus SMP bakalan dikit banget...
dan itu berarti yang lulusan SMA juga lebih dikit daripada itu...

Kalo lulusan SMA aja udah sedikit banget, coba deh bayangin kira2 berapa persen dari masyarakat kita yang bisa ber-kuliah...???pasti dikit banget kan???
yang bisa kuliah di PTN???bakalan sangat sedikit sekali...
yang di PTN favorit???pastinya sangat sedikit sekali BANGET...(maaf, ini bukanlah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, hanya bertujuan untuk menekankan maksudnya saja...)

so, kalo kata pamannya spider-man:
"KEKUATAN BESAR MENDATANGKAN TANGGUNG JAWAB YANG BESAR"

Ayo bangkit MAHASISWA!!!
"For Better Tomorrow...For Better Civilization"

Senin, Februari 25, 2008

Kembali Pulang...

Alhamdulillah...

sekitar jam 23.00 WIB mobil pregio dari travel yang saya naiki tiba di depan kosan saya...

it's time to start my life again...

today is a great day...

untuk seseorang:
makasih untuk sesuatu yang takkan terlupakan...[semoga kepercayaan itu masih tetap ada...^^]

Sabtu, Februari 23, 2008

Arti Sahabat

Tak mudah untuk kita
hadapi perbedaan yang berarti

Tak mudah untuk kita
lewati rintangan silih berganti

Tak mudah untuk kita
sadari, saling mendengarkan hati

Tak mudah untuk kita
pahami berbagai rasa di hati

Kau masih berdiri
Kita masih disini
Tunjukkkan pada dunia
...arti sahabat...

Kau teman sehati
Kita teman sejati
hadapilah dunia
...genggam tanganku...

Kau sempurna
jadi bagian hidupku
apapun kekuranganmu
(dan kekuranganku -pen)


...SAHABATKU...



(Nidji-Arti Sahabat)

Jumat, Februari 22, 2008

Perhentian

hwaaah...

hari yang melelahkan...
besok mau pulang ke Bogor...akhirnya...

bisa melepaskan segenap kesibukan kampus...
bisa menenangkan diri...
bisa bergulat dengan ketenangan 'kampung halaman'...
insya Allah...

walau di dalam hati ada kekhawatiran semua itu tidak dapat saya raih esok hari...
karena lagi-lagi ada urusan "dinas" yang harus dilakukan...huff...

Semoga besok bisa menjadi tempat "perhentian" yang tepat...
untuk memulai segalanya lebih baik lagi...
"For Better Tomorrow"


"Owh!!bukankah ku pernah melihat bintang!?senyum menghiasi sang malam...
yang berkilau bagai permata, menghibur yang lelah jiwanya...yang sedih hatinya..."

"Bukankah hidup ada perhentian??tak harus kencang terus berlari...kuhelakan nafas panjang,,,
TUK SIAP BERLARI KEMBALI,,,MELANGKAHKAN KAKI MENUJU CAHAYA... "


Sebuah Jawaban...

Menarik…

Saya pernah mendengarkan sebuah cerita mengenai seorang dosen ekonomi syariah. Dosen ini menerangkan kepada mahasiswanya sebuah sistem ekonomi yang sangat menjanjikan dengan sangat detail dan rinci. Para pendengar pun takjub dengan apa yang disampaikan dosen ini dan menganggap bahwa sistem ekonomi syariah adalah sistem ekonomi yang sangat baik. Namun, keadaan ini dipatahkan begitu saja saat ada seorang mahasiswanya bertanya -menjelang akhir pertemuan- kepada dosen tersebut, apakah ada bukti nyata sebuah negara yang menerapkan sistem ekonomi syariah ini dan mampu membuktikan dengan kemajuan ekonominya??


Pertanyaan tersebut sangat menggoyahkan keyakinan sang dosen. Ia merasa apa yang ia sampaikan selama ini menjadi sangat hampa dan tidak 'berisi'. Karena pada saat ia dengan semangatnya menjelaskan akan kelebihan sistem ekonomi syariah, pada kenyataannya ia tidak menemukan fakta dari apa yang ia sampaikan. Alhasil, pertanyaan dari sang mahasiswa menjadi 'ganjalan' bagi dosen dan mahasiswa lainnya.


Terlepas dari kebenaran cerita di atas, cerita tersebut menunjukkan pentingnya sebuah integritas. Yaitu keserasian antara apa yang kita bicarakan dengan apa yang kita lakukan, atau fakta di lapangan. Hal ini menjadi sangat penting karena akan sangat menentukan tingkat kepercayaan seseorang dengan sesuatu.


Menarik…


Kisah di atas -kurang lebih- terjadi pada diri saya siang tadi. Salah seorang teman saya bertanya kepada saya yang kurang lebih bunyinya: "beng (panggilan saya 'obenk'), lo ngapain sih mau sibuk-sibuk kaya gitu???apa sih yang lo kejar???" (cat: teman saya itu tahu kalo saya aktif di berbagai kegiatan dan unit di kampus)


Pertanyaan tadi bener-bener jadi "déjà vu" buat saya. Saya merasa ada yang pernah menanyakan hal yang sama kepada diri saya, namun entah kapan saya pun lupa. Ya, saya sangat yakin saya pernah ditanya hal tersebut, OLEH DIRI SAYA SENDIRI. Parahnya lagi, saya lupa apa jawaban saya "saat itu".


Kembali lagi, saat saya ditanya pertanyaan tersebut oleh teman saya, saya berpikir bahwa pertanyaan ini bukanlah pertanyaan main-main. Ini menyangkut "pertanyaan hidup". Sebenarnya saya tahu apa yang harus saya jawab, namun entah kenapa saya bingung bagaimana harus menyampaikannya. Saya mencoba menjawabnya, namun dengan terlebih dahulu menganalisa kenapa teman saya tersebut menanyakan hal itu kepada saya (dan itu benar-benar bukan pekerjaan yang mudah).


Akhirnya, saya memilih untuk menjawabnya berdasarkan pengalaman saya semasa hidup di 'kesibukan' SMA dan hikmah yang saya ambil dari sana. Jawaban dari pertanyaan itu saya lontarkan sejak saya dan teman saya berangkat dari tempat kost saya (di Tubagus Ismail I) hingga akhirnya berpisah di daerah Simpang Dago. Kalo dipikir-pikir memang cukup lama untuk menjawab satu pertanyaan, namun saya melakukannya dengan harapan apa yang saya sampaikan benar-benar sesuai dengan apa yang saya lakukan dan apa yang teman saya butuhkan.


Namun, saat kami berpisah, saya merasa masih belum menjawab pertanyaan teman saya itu dengan baik. Saya sangat menyesal pertanyaan itu tidak dapat saya jawab dengan jawaban yang memuaskan (setidaknya itu yang saya rasakan, gak tau deh gimana tanggepan teman saya tersebut).


Setelah sedikit merenung mengenai hal ini, saya mencoba mengambil kesimpulan: mungkin apa yang terjadi tadi, saat saya tidak bisa menjawab pertanyaan teman saya itu dengan lancar, diakibatkan karena MUNGKIN saya sendiri BELUM MEMAHAMI SEPENUHNYA mengenai apa yang saya lakukan. Mungkin cerita mengenai INTEGRITAS di atas mirip dengan apa yang saya alami sekarang.


Menarik…


Kejadian tadi membuat saya merenung dan berfikir. Saya mengambil kesimpulan bahwa ilmu yang saya miliki masih TERAMAT SANGAT SEDIKIT SEKALI…dan saya pun menyadari SEMUA yang saya lakukan ini sebenarnya adalah proses PEMBELAJARAN untuk saya dalam memahami hakikat hidup…

Sekarang, setelah saya mengingat kembali pertanyaan teman saya itu…

"Kenapa saya mau sibuk-sibuk di aktivitas kampus??apa sebenarnya yang saya kejar???"


Kurang lebih saya akan menjawab:


Entahlah...
(ini mengindikasikan masih banyak yang belum saya mengerti namun akan saya coba untuk mengerti)


Saya hanya mencoba untuk dapat BERMANFAAT bagi sebanyak-banyaknya orang. Saya hanya berusaha untuk BELAJAR dan TERUS BELAJAR.

Saya ingin agar hidup saya memberikan DAMPAK YANG DALAM bagi orang-orang di sekitar saya…

Saya berharap agar LANGKAH-LANGKAH KECIL ini akan menjadi AWAL SUATU PERUBAHAN BESAR
bagi hari esok yang lebih baik…"for better tomorrow"


Dan yang pasti…saya sangat berharap agar…

"Every Step I Take, Will Take Me One Step Closer to Allah…"


Hadits (referensi saya):

"Sesungguhnya manusia yang paling baik adalah yang PALING BERMANFAAT bagi sesamanya"

"Sesungguhnya semua amalan itu bergantung pada NIAT-nya…."





special thanks for my friend...

makasih udah bikin diri ini merenung dan menyadari sesuatu...(cie...=9)


Selasa, Februari 19, 2008

Membangun Sebuah Sinergi...

Subhanallah...

Hari ini dapet kuliah pengling lagi...asik banget, jam 10 udah bubar kelas...hehe...
tiap ikut kuliah ini saya sering mendapat pesan-pesan tersirat dari bapak dosen...

Hari ini beliau menjelaskan tentang ekosistem dan fenomena interaksi di alam...
secara tersirat -tapi sebenarnya sih tersurat- beliau juga menjelaskan akan pentingnya pemahaman interaksi antar elemen di alam ini guna mencapai keseimbangan...

"Kelahiran seorang manusia pun merupakan hasil sebuah interaksi", kurang lebih begitu beliau menerangkan kepada kami...

Dosen pengling ini juga menuturkan bahwa jika ada spesies yang sama, maka mereka akan saling menjatuhkan. Mereka melihat 'orang lain' sebagai musuh yang harus dilawan.

Layaknya makhluk hidup lain, manusia juga merupakan spesies-spesies. Namun perlu dipahami bahwa setiap 'spesies' manusia itu memiliki keunikan dan potensi masing-masing. Hal ini sangat penting untuk dipahami dan diinternaslisasi dalam diri setiap manusia. Kenapa?karena kalo kita memahami hakikat itu, maka kita akan melihat orang lain sebagai pendukung, bukan sebagai penghambat.

Dari penjelasan tersebut, beliau menyimpulkan bahwa dalam hidup ini, yang namanya interaksi dan sinergi harus dibangun dengan baik. Begitu juga interaksi antar manusia. Jika kita menyadari bahwa perbedaan yang ada tidak selamanya harus dijadikan batu penghalang, namun kita anggap sebagai suatu 'kelebihan', maka pandangan kita akan keberadaan orang lain akan menjadi positif dan kita pun akan menanggapinya dengan hal-hal yang positif.

Kekuatan sinergi adalah kekuatan yang sangat besar. Kekuatan ini dapat menghasilkan kedamaian, kesuksesan bersama, dll.


Ayo kita bangun sinergi..."for better tomorrow..."

Minggu, Februari 17, 2008

Sebuah Kepercayaan...

Tadi siang sy abis nonton film "Detective Conan" (yang bukan kartun)...judulnya kalu gak salah tuh "TimeLesSub"...keren & seru juga tuh filmnya...

Disitu shinichi kudonya keren, kaya di komik. Ran-nya juga lugu+bae banget, sama aja kaya watak di komiknya. Kogoro Mourinya apalagi, udah wataknya mirip, mukanya juga lumayan mirip...hehe...

Terlepas dari inti film, yang shinichi kudo-nya memecahkan suatu kasus, ada hal lain yang bikin seru. Apa itu??yah, gak salah lagi, unsur 'konflik batin' (kalo gak salah waktu SMA sempet belajar pas pelajaran bahasa Indonesia) yang seru banget antara Shinichi dan Ran...

Intinya, di film itu tuh conan dan ai haibara secara tidak sengaja dapat berubah kembali menjadi wujud dewasanya. Walau sempet numpet-ngumpet, Shinichi akhirnya ketauan juga sama Ran. Proses ketauannya juga gak kalah heboh dimana Ran dengan yakinnya bisa menebak bahwa orang di dalam lift adalah Shinichi, hanya dengan melihat tangannya aja!!!(woooow...)

wah, kalo cerita semuanya ntar jadi panjang banget. Pokoknya dari film itu (terutama hubungan antara Shinichi dan Ran) saya jadi takjub banget sama yang namanya KEKUATAN KEPERCAYAAN...
Di film itu Ran tuh bisa percaya banget sama Shinichi, padahal dia udah gak pernah ketemu Shinichi dalam waktu yang lama. Dia juga kenal banget sama kebiasaan-kebiasaannya Shinichi, termasuk bahasa tubuhnya (jadi ceritanya Ran tuh tau kalo Shinichi menyembunyikan sesuatu walaupun Shinichi gak bilang).

Udah gitu sempet juga Shinichi ama Sherry (ai haibara) itu beduaan terus ketauan sama Ran. Awalnya keliatan banget kalo Ran tuh curiga. Tapi waktu Shinichinya bilang "nanti akan aku jelaskan", Ran tuh langsung percaya kalo sebenernya Shinichi ama Sherry tuh gak ada apa-apa. Kepercayaan ini bukan sebatas perasaan, tapi bener2 kuat, termasuk Ran percaya banget sama janji Shinichi kalo dia akan kembali lagi (untuk menemui Ran)...wah, keren deh pokoknya.

Kepercayaan di atas emang contohnya antara Shinichi dan Ran (cowo-cewe), tapi sebenernya dalam SETIAP hubungan manusia, yang namanya kepercayaan itu akan tumbuh seiring dengan seberapa besar kita mengenal seseorang. Ada kalanya kita tuh gak percaya sama orang, kenapa?apa mungkin orang tersebut belum layak dipercaya??bisa jadi, tapi lebih mungkin lagi kalo kita tuh belum kenal banget sama orang tsb, makanya jadi gak percaya. Padahal mungkin dibaliknya, dia memiliki potensi yang sangat besar...ya kan???

Saya termasuk orang yang punya sifat 'single fighter'. Akibatnya, saya jadi sulit mempercayakan sesuatu sama orang lain. Kalopun 'terpaksa' mempercayakan sesuatu, pasti controlling dari sy juga gak beda jauh sama kalu saya ngelakuin hal itu sendiri. Hasilnya, sy nya tetep cape dan hasilnya tetep gak maksimal.
Tapi saya pernah dikasih nasehat ama kakak kelas. (kurang lebih isinya) kalo kita mempercayakan sesuatu sama orang, percayalah bahwa orang tersebut juga akan membalas kepercayaan kita tersebut, sesuai dengan besarnya kepercayaan yang kita berikan (tentunya dalam beberapa kondisi ada hal2 yang tetap harus disesuaikan).

Akhirnya saya sadar kalo kepercayaan tuh penting banget. Dan kalo dipikir-pikir bisa jadi saya masih memiliki sifat sombong kalu belum bisa percaya sama orang lain...astaghfirullah...

balik lagi ke film conan, abis nonton film itu saya jadi inget sama someone yang berada cukup jauh disana. Gara-gara jauh jadi jarang ketemu, mirip2 Shinichi sama Ran gitu...hwehwe...

yah...

Semoga kepercayaan itu akan tetap ada...(aduh, uda malem jadi makin ngawur...-_-')

uda dulu ah...

belajar yuk...

Minggu ini benar-benar menjadi minggu yang unik!!!
akhir-akhir ini kayanya MLM lagi ngebooming lagi ya??

bayangin aja...minggu ini sy ampe 3x dipresentasiin ttg MLM!!!!cape deh...-_-'

yah, tapi banyak hikmah yang bisa diambil juga loh...
kalo dipikir-pikir, 'agen' MLM tuh hebat banget loh marketingnya...terlepas dari apa tujuannya, agen MLM tuh cenderung sangat kuat dan teguh dalam mengajak orang lain menjadi ikut 'bisnis'nya itu...

jadi mikir, kalo mereka aja bisa segitu rajin dan ngototnya dalam menawarkan produk mereka, kok seringkali sy dalam ngajakin orang ke sesuatu (yang emang jelas-jelas baek) gak bisa kaya gitu ya???

padahal "keuntungan" yang didapat jauh lebih besar dan terjamin. Gimana engga, kalo kita ngajakin orang sesuatu yang baik, terus orang itu ngejalaninnya, kita udah dijanjiin "keuntungan" berupa pahala orang itu, tanpa mengurangi pahala orang tersebut pula...beeuuh...

udah gitu yang kita tawarin (dalam dakwah) tuh jelas lagi kualitasnya...

astaghfirullah...

Rabu, Februari 13, 2008

MANAJEMEN WAKTU

oleh : M. Ahmad Abdul Jawwad


Poin-poin Penting Manajemen Waktu


1. Pahami urgensi waktu dan kewajiban kita pada waktu

2. Memiliki pandangan terhadap bidang-bidang kajian

3. Memiliki tujuan, target, dan parameter yang jelas untuk tiap-tiap bidang

4. Perencanaan berjangka yang baik (harian, mingguan, bulanan, tahunan)

5. Pengalokasian waktu yang tepat untuk tiap-tiap aktivitas

6. Keterampilan memanfaatkan waktu antara

7. Seni memanfaatkan waktu istirahat

8. Kemampuan mengambil keputusan

9. Kemampuan untuk berkonsentrasi dan rileks

10. Kemampuan memprediksi hal-hal kecil dan tak terduga

11. Kemampuan mengefektikan waktu di aktivitas-aktivitas rutin

12. Memiliki sikap mental yang baik dalam pekerjaan

13. Kemampuan mendelegasikan dengan efektif

14. Kemampuan mengolah informasi secara BAL dan BASIS

15. Lingkungan kerja yang kondusif

16. Penataan dan pengarsipan yang teratur

17. Kemampuan untuk tidak menunda-nunda

18. Kemampuan berkata ‘TIDAK’

19. Kemampuan mengefektikan waktu di aktivitas-aktivitas rutin



RAPAT efektif

PRA

1. Jelas tujuan, target, dan parameternya

2. Buat agenda dengan baik, alokasikan waktu yang cukup untuk tiap-tiap poin

3. Susun poin-poin berdasarkan tingkat kepentingannya

4. Poin paling penting hendaknya ditaruh di urutan ke 2 atau 3, agar suasana sudah cukup hangat

5. Jangan agendakan rapat lebih dari 2 jam

6. Jangan memperpadat agenda kerja, lebih baik tidak dibahas sekalian

7. Bagikan/ beritahukan agenda rapat pada tiap peserta, jadi pas rapat udah ada usul (ga usah mikir/ diskusi dulu)…Kalau perlu adain rapat briefing dulu

PAS

1. Awali dengan pembacaan Al-Quran

2. Niatkan rapat untuk ibadah

3. Satukan hati/ ice breaking

4. Siapkan ‘KATA PENGANTAR’ yang baik untuk tarbiyah dan motivasi

5. Pastikan setiap peserta rapat tahu dan paham akan agenda rapat, sehingga topik pembicaraan tidak akan melenceng

6. Konsistenlah terhadap agenda waktu

7. Tentukan dan beritahukan peraturan rapat

8. Pemimpin rapat hendaknya berlaku sebagai pelayan yang memudahkan urusan

9. Awali dengan evaluasi rapat/ perkembangan kegiatan (jika ada)

10. Hindarilah analisa di tengah rapat

11. Lakukan games/ istirahat kalo dah BT

12. Pilih notulen yang cerdas

13. Rapat efektif bergantung pada pesertanya…jadi jangan kesampingkan hak-hak peserta

PASCA

1. Bacakan kesimpulan rapat dari notulen

2. Berikan tugas untuk rapat selanjutnya, beserta deadlinenya

3. Tutuplah rapat dengan doa

4. Ucapkan terima kasih dan minta maaf atas segala kekurangan

Kemampuan mendelegasikan dengan efektif (13)

a. Duduklah bersama, cairkan suasana, ciptakan suasana hangat dan akrab

b. Jelaskan tugas yang akan anda berikan (pastikan ia paham dengan tugas, tujuan, target, dan cara pelaksanaan)

c. Mintalah komitmen darinya untuk bersikap ihsan dan profesional

d. Diskusikan tentang masalah/ kendala yang mungkin dihadapi

e. Jaga komunikasi

f. Beri penghargaan dan sanksi

++ Orang yang anda delegasikan harus MAMPU dan MAU mengemban tugas


Seni memanfaatkan waktu istirahat (7)

a. Ketenangan akan didapat saat dirimu mampu melepaskan belenggu-belenggu pikiran yang selalu menghimpitmu

b. Jangan terlalu khawatir dan berpikir terlalu berat

c. Lakukan hobi-hobi anda

d. Alokasikan waktu khusus untuk diri anda, keluarga, dan sahabat anda

e. Seimbanglah dalam berbagai urusan

f. Istirahatkan dirimu dalam ukuran hari

g. Konsistenlah pada jadwal istirahatmu

Kemampuan untuk berkonsentrasi dan rileks (9)

a. Bersikaplah tumaninah, konsentrasi pada satu kegiatan saja di satu waktu, karena itu merupakan suatu bentuk keseimbangan dan membantu anda untuk berlaku efektif

b. Miliki sikap semangat dan ihsan dalam bekerja

c. Rilekslah setiap saat (bayangkan prilaku bayi), ketahuilah bahwa ketergesa-gesaan tidak akan membawa kesuksesan

d. Sejauh mungkin bekerjalah dalam posisi yang menyenangkan

e. Cek diri anda dengan teratur di tiap aktivitas

f. Evaluasi diri anda pada akhir hari

g. Ambil pelajaran dan hikmah

h. APLIKASIKAN

Selasa, Februari 12, 2008

Resensi Buku

Judul Buku : 15 Kiat Sukses Menjadi Pembicara yang Menggugah dan Mengubah

Penulis : Komarudin Chalil

Penerbit : MQS Publishing

Tahun : 2005

Cetakan ke- : 1

Latar Belakang:

“Kemampuan menyampaikan ide hampir sama dengan ide itu sendiri”. Sejarah mencatat, seorang Kopral kecil berhasil mengubah pandangan masyarakat Jerman. Hitler mengatakan bahwa keberhasilannya menguasai Jerman disebabkan oleh kemampuan berbicaranya. Ia berkata, setiap pergerakan besar di dunia dikembangkan oleh ahli pidato, bukan jago-jago tulisan.

Apabila Islam diibaratkan suatu produk, tentulah Islam merupakan produk yang sangat baik dan bermanfaat, namun dipasarkan dengan cara yang kurang baik, sehingga terkesan kurang menarik. Sebaliknya, apabila kemaksiatan diibaratkan suatu produk, tentulah merupakan produk yang sangat jelek dan tidak bermanfaat, malah merugikan. Namun kemaksiatan tersebut dibungkus dan dipasarkan dengan baik dan menarik, sehingga banyak orang yang tertarik dan menganggapnya suatu kebaikan.

Kesuksesan kaum Muslimin memasuki Madinah saat hijrah, tidak lepas dari seorang sahabat Rasul bernama Mush’ab bin Umair, yang menjadi duta pertama ke kota Madinah. Ia adalah seorang yang memiliki keterampilan berkomunikasi dan retorika yang hebat. Selain itu parasnya juga dapat membuat orang yang melihatnya terkesan.

Indonesia pernah memiliki pemimpin negara yang sangat baik dalam berkomunikasi dan beretorika. Konon, orang-orang rela tidak bergeming hingga berjam-jam demi mendengarkan pidatonya. Tokoh itulah yang mampu membawa bangsa ini menuju masa keemasannya.

Bab I_Pra-pelaksanaan Pembicaraan

- Diatas segala-galanya, siap adalah rahasia keberhasilan~(Henry Ford)~

- Penampilan yang sukses sebagai pembicara, diperoleh melalui 1% inspirasi, dan 99% persiapan

- Gagal merencanakan = Merencanakan gagal

- Lebih baik bersimbah keringat dalam latihan daripada bersimbah darah dalam pertempuran

1. Niat yang Lurus

- Manfaat: a) Berbicara menjadi amal saleh

b) Sikap ingin memberikan yang terbaik (ihsan)

c) Percaya diri meningkat

d) Mendapatkan pertolongan Allah

e) Menghilangkan sifat riya dan sombong

f) Akhlak atau perilaku terjaga selama berbicara

g) Terhindar dari sikap berlebih-lebihan

- Cara: Praà 1. Berniat untuk menyebarkan kebenaran (dakwah)

2. Tidak mengharapkan balasan, baik pujian maupun pemberian

3. Tidak membeda-bedakan pendengar

Pasà 1. Tidak ingin terlihat pintar

2. Tidak ingin mendapat pujian dari pendengar

Pasca> 1. Tidak merasa berjasa telah menyampaikan kebaikan

2. Yakin hanya Allah yang membuat pendengar paham dan berubah

- Kisah nabi Musa yang sakit gigi à hikmah dari ketulusan niat

Dikisahkan. Nabi Musa mengadukan sakit giginya kepada Allah SWT. Allah berfirman kepadanya,”Ambillah rumput tifani dan letakkan di gigimu yang sakit.”

Nabi Musa melakukan itu, seketika, sakit giginya hilang. Beberapa saat kemudian, ia merasakan giginya kembali sakit. Ia langsung mengambil rumput tifani dan meletakkannya sebagaimana pertama kali. Bukannya sembuh, sakit giginya justru bertambah parah. Nabi Musa as kembali memohon pertolongan Allah,”Ya Allah, bukankah Engkau telah menyuruh dan menunjukkan kepadaku tentangnya?” Allah berfirman,”Wahai Musa, aku adalah yang menyembuhkan dan menyehatkan. Aku adalah yang memberikan bahaya dan manfaat. Pada waktu pertama, engkau melakukannya karena Aku, sehingga kuhilangkan penyakitmu. Sedangkan sekarang engkau melaksanakannya bukan karena Aku, melainkan rumput itu.” (Hikayat Sufi)

- Ketulusan adalah kekuatan, kemenangan, keberhasilan, dan kearifan

- Setiap amal bergantung kepada niatnya (al-Hadis)

2. Tujuan yang Fokus

- Ada seorang mahasiswa yang melakukan penyuluhan di desa terpencil. Waktu yang ditentukan ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Waktu pelaksanaan ngaret, dari jam 8 malam menjadi jam 9 malam. Sang mahasiswa, telah menyiapkan berbagai topik yang akan ia sampaikan saat penyuluhan. Sayangnya, sang mahasiswa tidak memperkirakan dan menyesuaikan diri dengan kendala waktu. Sehingga, dengan waktu yang tersedia, sang mahasiswa berusaha untuk menyampaikan seluruh bahasannya. Karena waktu yang terbatas, seringkali pembahasan berakhir tanggung dan tidak tuntas menyeluruh. Saat penyuluhan berakhir, penduduk desa yang menyaksikan tidak dapat menangkap maksud dan isi pembicaraan sang mahsiswa.

Hal tersebut menerangkan bahwa sang mahasiswa menargetkan terlalu banyak topik, sehingga tidak dapat fokus. Para pendengar pun mengalami kebingungan karenanya.

- Langkah: a) Tentukan visi/ tujuan

b) Tentukan tahap-tahap pembicaraan

c) Tentukan isi pembicaraan

d) Tentukan metode pembicaraan

- Kiat: 1. Menentukan tujuan utama

2. Memperkaya tujuan dengan informasi dari media dan buku bacaan

3. Mencari contoh-contoh nyata yang dekat dengan keseharian

4. Menentukan tahap-tahap penyampaian tujuan

5. Mencoba melakukan pembicaraan (latihan)

6. Melengkapi dan menyempurnakan kekurangan

- Keuntungan tujuan yang fokus: a. Waktunya efisien

b. Pendengar lebih mudah menangkap isi pembicaraan

c. Pendengar tetap antusias dan terjaga

d. Pembicara lebih mudah dalam menguasai materi

- Suryakanta memiliki kemampuan membakar, karena mampu memfokuskan sinar matahari ke satu titik.

3. Lengkapi diri dengan informasi

- Lakukan formulasi BALA dalam mencari informasi (Benar, Akurat, Lengkap, Akurat)

- Pembicara harus melengkapi diri dengan ilmu, wawasan, dan pengalaman, sehingga mampu memilih kata-kata SEDERHANA, namun penuh MAKNA dan MANFAAT

- Lakukan teori BASIS dalam penyampaian materi (Benar, Aplikatif, Solutif, Inovatif, Simple)

- Satu kalimat bermutu adalah hasil rangkuman dari 100 info yang dimiliki (prinsip 1:100)

- Pembicara yang mengubah adalah yang dapat mempengaruhi dan meyakinkan pendengar

- Pendengar akan yakin jika data dan informasi akurat, lengkap, dan aktual

- Teori Motivasi : “Orang akan melakukan tindakan jika tahu keuntungannya dan akan meninggalkan atau menghindari sesuatu jika tahu kerugiannya.”

4. Jiwai Tujuan

- Seorang pejabat, berpidato, yang isinya menghimbau rakyatnya untuk berhemat. Namun, ia sendiri sedang memakai jas dan pakaian mahal, membawa mobil mewah, dan tinggal di rumah yang besar.

Kisah di atas adalah salah satu contoh pembicara yang buruk, karena dia tidak bisa menjiwai tujuan pembicaraannya, karena apa yang dia katakan sama sekali tidak tercermin dari perilakunya.

- Cara mudah agar pembicaraan kita tidak didengar adalah ‘berkata-katalah sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada pada diri kita’

- Integritas pembicara adalah salah satu kunci mengapa pendengar enjadi paham dan tergerak untuk berubah

- Seorang pembicara yang baik harus ‘walk the talk’

- Pembicara harus meyakini apa yang ia sampaikan. Keyakinan muncul karena ia merasakan manfaat setelah mengamalkan konsep tersebut

- Untuk menjadi pembicara yang menjiwai tujuan, diperlukan niat yang kuat dan latihan yang keras. Aa Gym berlatih menahan amarah selama 3 bulan sebelum menyampaikan materi tentang ‘amarah’

- Kunci kekuatan pembicara baru akan berfungsi manakala apa yang dia katakan telah menjadi bagian dari dirinya

- Jangan menyuruh orang lain sebelum menyuruh diri, jangan melarang orang lain sebelum melarang diri

- TIPS: a) Tidak meremehkan pendengar

b) Mengamalkan dan meyakini materi pembicaraan

c) Berusaha meminimalisir kata-kata yang tidak bermanfaat, dan mengedapankan suri tauladan

d) Memiliki keyakinan pada materi karena hasil latihan dan kedalaman ilmu

e) Banyak input yang didapat, namun disampaikan dengan sederhana dan solutif

5. Kenali Audiens

- Seperti kisah mahasiswa di poin sebelumnya, selain tidak fokusnya tujuan dari pembicaraan, hal lain yang membuat pembicaraannya kurang berpengaruh adalah ‘cara penyampaiannya tidak disesuaikan dengan keadaan dan kadar akal pendengar’. Sehingga banyak pendengar yang sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh sang mahasiswa

- Rasulullah SAW bersabda: “Berbicaralah kepada mereka sesuai kadar akalnya”

- Sebelum memulai pembicaraan, 2 poin yang harus kita lakukan:

a) Mempelajari kondisi pendengar dan menyesuaikan diri

b) Buka hati dan pikiran pendengar

- Keuntungan mengenali audiens:

a. Dapat memahami kebutuhan dan kepentingan audiens

* pendengar akan menyimak sesuatu yang sesuai dengan: kebutuhan, keinginan, dan keingintahuannya

b. Akan terampil dalam menyesuaikan bahasa dan isi pembicaraan dengan kondisi pendengar

c. Dapat beradaptasi dengan budaya pendengar

d. Pendengar merasa diperhatikan oleh pembicara

6. Penampilan yang Baik

- Penampilan yang baik bukan untuk menunjukkan kesombongan diri kita, namun niatkan sebagai bagian dari amal saleh

- Penampilan memang bukan hal yang utama, namun kesan awal adalah kunci agar pendengar percaya pada kita

- Penampilan yang baik akan menjadi pengendali diri, penambah tenaga, penambah percaya diri, dan mengurangi penilaian negatif audiens terhadap pembicara

- Penampilan yang baik adalah yang sesuai dengan waktu, situasi, tempat, dan jenis kegiatan

- Penampilan dari kondisi fisik: a. Jaga agar perut tidak terlalu kenyang

b. Jaga kesehatan agar stamina lebih prima

c. Jaga kondisi kumis, jenggot, gigi, dan aroma badan

- Jika kita ingin dihargai orang lain, maka hargailah diri sendiri

- TIPS berpenampilan baik:

a) Kenali audiens

b) Kenakan pakaian yang baik

c) Kenakan pakaian yang nyaman

d) Jangan berlebih-lebihan dalam perhiasan dan aksesoris

e) Pakaian harus bersih, rapi, dan serasi

f) Sepatu disemir dulu

g) Bercermin dan bertanya pada orang lain sebelum tampil

h) Lakukan cek dan ricek

i) Niatkan berpakaian indah untuk beribadah

7. Satukan Hati

- Jangan mengawali penyampaian ide, gagasan, atau materi, sebelum mencairkan suasana. Karena suasana yang tegang dan kaku akan membuat pendengar merasa tidak nyaman

- Keuntungan Pencairan Suasana:

a) Dapat membuka hati pendengar untuk menerima gagasan dan ide kita

b) Menghilangkan rasa grogi dan tegang

- Berbicaralah dari hati dengan niat yang ikhlas, agar pendengar dapat memahami kebenaran yang kita sampaikan

- “Hati hanya bisa disentuh oleh hati”

- Langkah-langkah menyatukan hati:

a) Niat Ikhlas à membuat isi pembicaraan powerfull karena disampaikan tanpa pretensi duniawi

b) Mulai dengan pencairan suasana à hilangkan batas psikologi antara pembicara dengan pendengar

Contoh:

* Menyapa audiens, melibatkan salah satunya agar audiens merasa menjadi bagian dari pembicaraan

* Menyapa audiens dengan bahasa daerahnya à membuat audiens merasa bangga

* Melakukan atraksi sesuai dengan hobi/ kesenangan audiens (berpantun, sulap)

* Diawali dengan cerita singkat yang lucu dan menarik (esp. cerita daerah bersangkutan)

* Mulai dengan permainan ringan/ simulasi

c) Menghindari kata-kata AKU, tapi biasakan gunakan kata KITA

8. Visualisasi dan Humor

- Visualisasi ketika berbicara, akan membantu proses pemahaman pendengar dan membuat materi lebih menarik.

- Kiat-kiat visualisasi:

a) Ciptakan gambar yang ‘hidup’ dalam pikiran audiens

b) Cerita dan contoh peristiwa

c) Cerita lucu fiktif (co: Abu Nawas)

d) Perumpamaan/ analogi yang segar (hati dan kata-kata = teko dan air)

e) Dramatisasi yang wajar (perjuangan hidup dibandingkan dengan sulitnya perjuangan nyamuk)

- Humor: a. Agar pendengar lebih bergairah, lebih segar, dan tidak mengantuk

b. Agar pembicaraan tidak monoton

- TIPS menggunakan humor:

a) Niatkan humor untuk membuat pendengar lebih paham dengan maksud pembicaraan kita

b) Tempatkan humor di waktu dan tempat yang tepat

c) Buat humor yang bermakna, dan menguatkan visi pembicaraan

d) Hindari humor yang berlebihan

e) Jangan berbau SARA, menjijikan, seksual, dan menghina

9. Bahasa Tubuh dan Ekspresi

- 70% bahasa tubuh dapat membantu proses penyampaian pesan

- Bahasa tubuh harus sesuai dengan topik pembicaraan, karena dapat membantu pendengar memahami pembicaraan kita

- Bahasa tubuh akan lugas, lepas tanpa beban apabila pembicara tampil sepenuh hati dan bersikap ihsan

- Bahasa Tubuh:

a) Senyum à 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun)

b) Eye contact (tatapan mata)

* Tahan kontak mata 2-3 detik, dan tatap seluruh pendengar

* Tujuan 3I (intimacy=keintiman, intimidacy=keintiman, involvement=keterlibatan)

* Jangan eye dart (pandangan meloncat kesana kemari), karena mengesankan kegugupan, malu, dan takut bicara

* Jangan slo-blink (memejamkan mata terlalu lama)

c) Perbaiki gerak isyarat dan ekspresi muka

* Kenali kebiasaan anda (gigit bibir, garuk-garuk, dll), lalu perbaiki dengan yang baik

d) Perbaiki sikap dan posisi tubuh

* Jangan bungkuk, nunduk, dll.

- Ekspresi wajah merupakan 55% bahasa nonverbal

- Ekspresi harus bermakna dan memperkuat isi pembicaraan

- Latih agar wajah ekspresif

- Sikap yang baik:

* bahu tegak, kepala ke atas, tersenyum, penuh tenaga/enerjik, siap tampil, saya merasa enak, ya..saya BISA!!

- Arti sebuah senyuman:

Harganya tidak seberapa, tetapi sangat bermanfaat

Senyum memperkaya mereka yang menerima

Tanpa merugikan mereka yang memberikan

Senyum hanya terjadi dalam sekejap

Namun dikenang selam-lamanya

Senyum menciptakan kebahagiaan di rumah

Membangun itikad baik dalam berusaha

Senyum merupakan balas jasa dalam persahabatan

Senyum adalah istirahat bagi yang lelah

Sinar bagi yang kecewa, matahari bagi yang sedih

dan penangkal kesulitan yang terbaik

Tetapi senyum tidak dapat dibeli

Tidak dapat dipinjam atau dicuri

karena itu senyum sama sekali tidak berguna sampai ia diberikan

10. Pengaturan Suara

- Suara yang baik adalah yang ekspresif penuh makna

- Pengelolaan suara yang ekspresif dan tidak monoton membuat pendengar tidak jenuh dan mengantuk

- Hal yang perlu diperhatikan:

a) Volume

b) Nada à jangan datar dan sengau

c) Clarity/ artikulasi à membuat pendengar nyaman dan paham

d) Quality – suara harus dilatih agar enak didengar

e) Speed and Pause

* Cepat – saat pembicaraan kurang penting

* Lambat – saat pembicaraan yang penting

* Pause – waktunya harus tepat, untuk menarik napas dan memberikan kesempatan para pendengar untuk menafakuri kata-kata yang kiat ucapkan

- Posisi dan latihan: berdiri tegak, tangan biasa dan rileks, ambil napas yang dalam, bahu tidak diangkat, jangan kebanyakan makan

11. Peka Terhadap Audiens

- Keuntungannya: dapat menyesuaikan metode dan gaya bicara agar sesuai dengan kondisi pendengar

- Cara-cara menghadapi pendengar yang mengantuk, bosan, dan lelah:

a) Pembicara mengalihkan isi pembicaraan pada materi yang ringan-ringan

b) Perbanyak humor yang menarik

c) Berdiri dan lekukan senam pereganga

d) Lakukan permainan ringan yang segar dan ceria

e) Lakukan break jika memungkinkan

f) Melakukan simulasi materi

g) Libatkan pendengar (diskusi/ presentasi)

h) Persingkat pembicaraan

- TIPS agar peka terhadap audiens:

a. Kenali audiens, (apakah mayoritas remaja, anak2, ortu?)(bagaimana kondisinya?)dll.

b. Jadikan diri kita sebagai bagian dari mereka

c. Kembangkan sikap simpati dan empati

d. Miliki sikap ihsan

e. Pelajari ilmu psikologi pendengar

12. Hadirkan Hati

- Jika kita selalu menghadirkan hati, maka perilaku kita selama berbicara akan lebih terjaga

- Hasil menghadirkan hati:

a. Sombong à Rendah hati

b. Bohong à Jujur apa adanya

c. Minder à Percaya diri

d. Menghina à Memberdayakan

e. Memojokkan à Menghargai

f. Berkata kurang baik à Menjaga perkataan

- Ciri khas pembicara yang menghadirkan hati:

a) Menyejukkan

* Kesejukan mencul dari hati yang ikhlas, tulus ingin memberikan manfaat sebanyak-banyaknya pada audiens

* Tampil dari tatapan yang teduh, dan harapan perubahan pada diri pendengar

* Penuh kasih sayang dan tidak pernah merasa paling berilmu

* Kata-kata yang menyejukkan akan membuat pendengar lebih terbuka dan menerima isi pembicaraan

b) Menyemangati

* Kata-katanya tidak pernah menghina atau memojokkan, walaupun memang terbukti salah

- TIPS menghadirkan hati:

a. Niatkan pembicaraan hanya untuk meraih keridhaan Allah

b. Miliki sikap ihsan

c. Miliki keinginan untuk memberikan manfaat sebanyak-banyaknya pada pendengar

d. Selalu dziki pada Allah selama berbicara

e.Tidak merasa diri lebih baik dari pendengar

f. Menjaga perkataan

g. Hindari kata-kata yang berlebihan

- Manfaat Menghadirkan Hati:

a) Antusias ketika berbicara

b) Kata-kata akan terdengar menyejukkan dan menyemangati hati pendengar

c) Memiliki daya gugah dan daya ubah

d) Insya Allah bermakna di dunia, dan bermanfaat di akhirat kelak

13. Evaluasi Diri

- Kiat: a. Bersihkan hati jangan sombong

b. Luangkan waktu untuk berpikir dan merenung setelah berbicara

c. Minta pendapat, saran, dan kritik orang lain

d. Rekam pembicaraan, lihat lagi, dan evaluasi

- Belajar dan berlatih tiada henti adalah kunci perbaikan diri

- Tidak ada seorang pembicarapun yang lahir langsung menjadi orator

- Seorang pembicara dpt dikatakan sukses apabila ia memiliki kemampuan berubah secara sistematis & berkesinambungan

14. Perubahan Diri

- Lakukan konsep 3B: Belajar, berlatih, dan beramal tiada henti

- Belajar dari pengalaman à Kisah sarang semut dan lebah

- Proses perubahan: a. Kejadian saat berbicara (identifikasi masalah, kekurangan, kelebihan, dll)

b. Menemukan sebab-akibat kejadian tersebut (jujur, jernih, dan tafakur)

c. Menyimpulkan pelajaran dari kejadian tsb (dari dalam dan dari luar)

d. Mengamalkan dan mengaplikasikannya dalam aksi selanjutnya

15. Kekuatan Ibadah sebagai Penolong

- Mustahil pembicaraan kita akan membuat orang lain tergugah dan memiliki kemampuan mengubah jika tanpa pertolongan Allah SWT

- Kisah Pelatihan MQ

- Jika kita tidak bergantung pada Allah, maka pada siapa lagi kita memohon pertolongan?

- Tugas kita adalah menyampaikan kebenaran, dan soal hasilnya, apakah orang lain akan berubah mengikuti kebenaran, bukan urusan kita sebagai hamba. Urusan kita, berikhtiar sekuat tenaga untuk menyampaikan kebenaran dengan cara yang menarik, kreatif, dan menjaga niat agar tetap lurus

- Cara untuk tetap dekat dan mendapat pertolongan Allah:

a. Ibadah

(QS. Al-Muzammil: 1-5)

b. Berzikir

Mengingat Allah membuat hati kita menjadi tenang dan tentram

Penyebab hati tidak tenang adalah: takut salah dan diejek, takut dianggap bodoh, takut mengecewakan. Perasaan tersebut muncul karena anda merasa hanya diri anda sendiri yang berperan dalam menyampaikan materi

Padahal ada Allah, yang membolak-balikan hati manusia, jika Allah tidak menolong, sebaik apapun cara kita berbicara, tidak akan ada pengaruhnya buat pendengar

c. Berdoa

- Seorang pembicara yang menggugah dan mengubah akan senantiasa berusaha untuk menjaga kedekatan dirinya dengan Allah SWT