Selasa, Februari 12, 2008

Resensi Buku

Judul Buku : 15 Kiat Sukses Menjadi Pembicara yang Menggugah dan Mengubah

Penulis : Komarudin Chalil

Penerbit : MQS Publishing

Tahun : 2005

Cetakan ke- : 1

Latar Belakang:

“Kemampuan menyampaikan ide hampir sama dengan ide itu sendiri”. Sejarah mencatat, seorang Kopral kecil berhasil mengubah pandangan masyarakat Jerman. Hitler mengatakan bahwa keberhasilannya menguasai Jerman disebabkan oleh kemampuan berbicaranya. Ia berkata, setiap pergerakan besar di dunia dikembangkan oleh ahli pidato, bukan jago-jago tulisan.

Apabila Islam diibaratkan suatu produk, tentulah Islam merupakan produk yang sangat baik dan bermanfaat, namun dipasarkan dengan cara yang kurang baik, sehingga terkesan kurang menarik. Sebaliknya, apabila kemaksiatan diibaratkan suatu produk, tentulah merupakan produk yang sangat jelek dan tidak bermanfaat, malah merugikan. Namun kemaksiatan tersebut dibungkus dan dipasarkan dengan baik dan menarik, sehingga banyak orang yang tertarik dan menganggapnya suatu kebaikan.

Kesuksesan kaum Muslimin memasuki Madinah saat hijrah, tidak lepas dari seorang sahabat Rasul bernama Mush’ab bin Umair, yang menjadi duta pertama ke kota Madinah. Ia adalah seorang yang memiliki keterampilan berkomunikasi dan retorika yang hebat. Selain itu parasnya juga dapat membuat orang yang melihatnya terkesan.

Indonesia pernah memiliki pemimpin negara yang sangat baik dalam berkomunikasi dan beretorika. Konon, orang-orang rela tidak bergeming hingga berjam-jam demi mendengarkan pidatonya. Tokoh itulah yang mampu membawa bangsa ini menuju masa keemasannya.

Bab I_Pra-pelaksanaan Pembicaraan

- Diatas segala-galanya, siap adalah rahasia keberhasilan~(Henry Ford)~

- Penampilan yang sukses sebagai pembicara, diperoleh melalui 1% inspirasi, dan 99% persiapan

- Gagal merencanakan = Merencanakan gagal

- Lebih baik bersimbah keringat dalam latihan daripada bersimbah darah dalam pertempuran

1. Niat yang Lurus

- Manfaat: a) Berbicara menjadi amal saleh

b) Sikap ingin memberikan yang terbaik (ihsan)

c) Percaya diri meningkat

d) Mendapatkan pertolongan Allah

e) Menghilangkan sifat riya dan sombong

f) Akhlak atau perilaku terjaga selama berbicara

g) Terhindar dari sikap berlebih-lebihan

- Cara: Praà 1. Berniat untuk menyebarkan kebenaran (dakwah)

2. Tidak mengharapkan balasan, baik pujian maupun pemberian

3. Tidak membeda-bedakan pendengar

Pasà 1. Tidak ingin terlihat pintar

2. Tidak ingin mendapat pujian dari pendengar

Pasca> 1. Tidak merasa berjasa telah menyampaikan kebaikan

2. Yakin hanya Allah yang membuat pendengar paham dan berubah

- Kisah nabi Musa yang sakit gigi à hikmah dari ketulusan niat

Dikisahkan. Nabi Musa mengadukan sakit giginya kepada Allah SWT. Allah berfirman kepadanya,”Ambillah rumput tifani dan letakkan di gigimu yang sakit.”

Nabi Musa melakukan itu, seketika, sakit giginya hilang. Beberapa saat kemudian, ia merasakan giginya kembali sakit. Ia langsung mengambil rumput tifani dan meletakkannya sebagaimana pertama kali. Bukannya sembuh, sakit giginya justru bertambah parah. Nabi Musa as kembali memohon pertolongan Allah,”Ya Allah, bukankah Engkau telah menyuruh dan menunjukkan kepadaku tentangnya?” Allah berfirman,”Wahai Musa, aku adalah yang menyembuhkan dan menyehatkan. Aku adalah yang memberikan bahaya dan manfaat. Pada waktu pertama, engkau melakukannya karena Aku, sehingga kuhilangkan penyakitmu. Sedangkan sekarang engkau melaksanakannya bukan karena Aku, melainkan rumput itu.” (Hikayat Sufi)

- Ketulusan adalah kekuatan, kemenangan, keberhasilan, dan kearifan

- Setiap amal bergantung kepada niatnya (al-Hadis)

2. Tujuan yang Fokus

- Ada seorang mahasiswa yang melakukan penyuluhan di desa terpencil. Waktu yang ditentukan ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Waktu pelaksanaan ngaret, dari jam 8 malam menjadi jam 9 malam. Sang mahasiswa, telah menyiapkan berbagai topik yang akan ia sampaikan saat penyuluhan. Sayangnya, sang mahasiswa tidak memperkirakan dan menyesuaikan diri dengan kendala waktu. Sehingga, dengan waktu yang tersedia, sang mahasiswa berusaha untuk menyampaikan seluruh bahasannya. Karena waktu yang terbatas, seringkali pembahasan berakhir tanggung dan tidak tuntas menyeluruh. Saat penyuluhan berakhir, penduduk desa yang menyaksikan tidak dapat menangkap maksud dan isi pembicaraan sang mahsiswa.

Hal tersebut menerangkan bahwa sang mahasiswa menargetkan terlalu banyak topik, sehingga tidak dapat fokus. Para pendengar pun mengalami kebingungan karenanya.

- Langkah: a) Tentukan visi/ tujuan

b) Tentukan tahap-tahap pembicaraan

c) Tentukan isi pembicaraan

d) Tentukan metode pembicaraan

- Kiat: 1. Menentukan tujuan utama

2. Memperkaya tujuan dengan informasi dari media dan buku bacaan

3. Mencari contoh-contoh nyata yang dekat dengan keseharian

4. Menentukan tahap-tahap penyampaian tujuan

5. Mencoba melakukan pembicaraan (latihan)

6. Melengkapi dan menyempurnakan kekurangan

- Keuntungan tujuan yang fokus: a. Waktunya efisien

b. Pendengar lebih mudah menangkap isi pembicaraan

c. Pendengar tetap antusias dan terjaga

d. Pembicara lebih mudah dalam menguasai materi

- Suryakanta memiliki kemampuan membakar, karena mampu memfokuskan sinar matahari ke satu titik.

3. Lengkapi diri dengan informasi

- Lakukan formulasi BALA dalam mencari informasi (Benar, Akurat, Lengkap, Akurat)

- Pembicara harus melengkapi diri dengan ilmu, wawasan, dan pengalaman, sehingga mampu memilih kata-kata SEDERHANA, namun penuh MAKNA dan MANFAAT

- Lakukan teori BASIS dalam penyampaian materi (Benar, Aplikatif, Solutif, Inovatif, Simple)

- Satu kalimat bermutu adalah hasil rangkuman dari 100 info yang dimiliki (prinsip 1:100)

- Pembicara yang mengubah adalah yang dapat mempengaruhi dan meyakinkan pendengar

- Pendengar akan yakin jika data dan informasi akurat, lengkap, dan aktual

- Teori Motivasi : “Orang akan melakukan tindakan jika tahu keuntungannya dan akan meninggalkan atau menghindari sesuatu jika tahu kerugiannya.”

4. Jiwai Tujuan

- Seorang pejabat, berpidato, yang isinya menghimbau rakyatnya untuk berhemat. Namun, ia sendiri sedang memakai jas dan pakaian mahal, membawa mobil mewah, dan tinggal di rumah yang besar.

Kisah di atas adalah salah satu contoh pembicara yang buruk, karena dia tidak bisa menjiwai tujuan pembicaraannya, karena apa yang dia katakan sama sekali tidak tercermin dari perilakunya.

- Cara mudah agar pembicaraan kita tidak didengar adalah ‘berkata-katalah sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada pada diri kita’

- Integritas pembicara adalah salah satu kunci mengapa pendengar enjadi paham dan tergerak untuk berubah

- Seorang pembicara yang baik harus ‘walk the talk’

- Pembicara harus meyakini apa yang ia sampaikan. Keyakinan muncul karena ia merasakan manfaat setelah mengamalkan konsep tersebut

- Untuk menjadi pembicara yang menjiwai tujuan, diperlukan niat yang kuat dan latihan yang keras. Aa Gym berlatih menahan amarah selama 3 bulan sebelum menyampaikan materi tentang ‘amarah’

- Kunci kekuatan pembicara baru akan berfungsi manakala apa yang dia katakan telah menjadi bagian dari dirinya

- Jangan menyuruh orang lain sebelum menyuruh diri, jangan melarang orang lain sebelum melarang diri

- TIPS: a) Tidak meremehkan pendengar

b) Mengamalkan dan meyakini materi pembicaraan

c) Berusaha meminimalisir kata-kata yang tidak bermanfaat, dan mengedapankan suri tauladan

d) Memiliki keyakinan pada materi karena hasil latihan dan kedalaman ilmu

e) Banyak input yang didapat, namun disampaikan dengan sederhana dan solutif

5. Kenali Audiens

- Seperti kisah mahasiswa di poin sebelumnya, selain tidak fokusnya tujuan dari pembicaraan, hal lain yang membuat pembicaraannya kurang berpengaruh adalah ‘cara penyampaiannya tidak disesuaikan dengan keadaan dan kadar akal pendengar’. Sehingga banyak pendengar yang sama sekali tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh sang mahasiswa

- Rasulullah SAW bersabda: “Berbicaralah kepada mereka sesuai kadar akalnya”

- Sebelum memulai pembicaraan, 2 poin yang harus kita lakukan:

a) Mempelajari kondisi pendengar dan menyesuaikan diri

b) Buka hati dan pikiran pendengar

- Keuntungan mengenali audiens:

a. Dapat memahami kebutuhan dan kepentingan audiens

* pendengar akan menyimak sesuatu yang sesuai dengan: kebutuhan, keinginan, dan keingintahuannya

b. Akan terampil dalam menyesuaikan bahasa dan isi pembicaraan dengan kondisi pendengar

c. Dapat beradaptasi dengan budaya pendengar

d. Pendengar merasa diperhatikan oleh pembicara

6. Penampilan yang Baik

- Penampilan yang baik bukan untuk menunjukkan kesombongan diri kita, namun niatkan sebagai bagian dari amal saleh

- Penampilan memang bukan hal yang utama, namun kesan awal adalah kunci agar pendengar percaya pada kita

- Penampilan yang baik akan menjadi pengendali diri, penambah tenaga, penambah percaya diri, dan mengurangi penilaian negatif audiens terhadap pembicara

- Penampilan yang baik adalah yang sesuai dengan waktu, situasi, tempat, dan jenis kegiatan

- Penampilan dari kondisi fisik: a. Jaga agar perut tidak terlalu kenyang

b. Jaga kesehatan agar stamina lebih prima

c. Jaga kondisi kumis, jenggot, gigi, dan aroma badan

- Jika kita ingin dihargai orang lain, maka hargailah diri sendiri

- TIPS berpenampilan baik:

a) Kenali audiens

b) Kenakan pakaian yang baik

c) Kenakan pakaian yang nyaman

d) Jangan berlebih-lebihan dalam perhiasan dan aksesoris

e) Pakaian harus bersih, rapi, dan serasi

f) Sepatu disemir dulu

g) Bercermin dan bertanya pada orang lain sebelum tampil

h) Lakukan cek dan ricek

i) Niatkan berpakaian indah untuk beribadah

7. Satukan Hati

- Jangan mengawali penyampaian ide, gagasan, atau materi, sebelum mencairkan suasana. Karena suasana yang tegang dan kaku akan membuat pendengar merasa tidak nyaman

- Keuntungan Pencairan Suasana:

a) Dapat membuka hati pendengar untuk menerima gagasan dan ide kita

b) Menghilangkan rasa grogi dan tegang

- Berbicaralah dari hati dengan niat yang ikhlas, agar pendengar dapat memahami kebenaran yang kita sampaikan

- “Hati hanya bisa disentuh oleh hati”

- Langkah-langkah menyatukan hati:

a) Niat Ikhlas à membuat isi pembicaraan powerfull karena disampaikan tanpa pretensi duniawi

b) Mulai dengan pencairan suasana à hilangkan batas psikologi antara pembicara dengan pendengar

Contoh:

* Menyapa audiens, melibatkan salah satunya agar audiens merasa menjadi bagian dari pembicaraan

* Menyapa audiens dengan bahasa daerahnya à membuat audiens merasa bangga

* Melakukan atraksi sesuai dengan hobi/ kesenangan audiens (berpantun, sulap)

* Diawali dengan cerita singkat yang lucu dan menarik (esp. cerita daerah bersangkutan)

* Mulai dengan permainan ringan/ simulasi

c) Menghindari kata-kata AKU, tapi biasakan gunakan kata KITA

8. Visualisasi dan Humor

- Visualisasi ketika berbicara, akan membantu proses pemahaman pendengar dan membuat materi lebih menarik.

- Kiat-kiat visualisasi:

a) Ciptakan gambar yang ‘hidup’ dalam pikiran audiens

b) Cerita dan contoh peristiwa

c) Cerita lucu fiktif (co: Abu Nawas)

d) Perumpamaan/ analogi yang segar (hati dan kata-kata = teko dan air)

e) Dramatisasi yang wajar (perjuangan hidup dibandingkan dengan sulitnya perjuangan nyamuk)

- Humor: a. Agar pendengar lebih bergairah, lebih segar, dan tidak mengantuk

b. Agar pembicaraan tidak monoton

- TIPS menggunakan humor:

a) Niatkan humor untuk membuat pendengar lebih paham dengan maksud pembicaraan kita

b) Tempatkan humor di waktu dan tempat yang tepat

c) Buat humor yang bermakna, dan menguatkan visi pembicaraan

d) Hindari humor yang berlebihan

e) Jangan berbau SARA, menjijikan, seksual, dan menghina

9. Bahasa Tubuh dan Ekspresi

- 70% bahasa tubuh dapat membantu proses penyampaian pesan

- Bahasa tubuh harus sesuai dengan topik pembicaraan, karena dapat membantu pendengar memahami pembicaraan kita

- Bahasa tubuh akan lugas, lepas tanpa beban apabila pembicara tampil sepenuh hati dan bersikap ihsan

- Bahasa Tubuh:

a) Senyum à 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun)

b) Eye contact (tatapan mata)

* Tahan kontak mata 2-3 detik, dan tatap seluruh pendengar

* Tujuan 3I (intimacy=keintiman, intimidacy=keintiman, involvement=keterlibatan)

* Jangan eye dart (pandangan meloncat kesana kemari), karena mengesankan kegugupan, malu, dan takut bicara

* Jangan slo-blink (memejamkan mata terlalu lama)

c) Perbaiki gerak isyarat dan ekspresi muka

* Kenali kebiasaan anda (gigit bibir, garuk-garuk, dll), lalu perbaiki dengan yang baik

d) Perbaiki sikap dan posisi tubuh

* Jangan bungkuk, nunduk, dll.

- Ekspresi wajah merupakan 55% bahasa nonverbal

- Ekspresi harus bermakna dan memperkuat isi pembicaraan

- Latih agar wajah ekspresif

- Sikap yang baik:

* bahu tegak, kepala ke atas, tersenyum, penuh tenaga/enerjik, siap tampil, saya merasa enak, ya..saya BISA!!

- Arti sebuah senyuman:

Harganya tidak seberapa, tetapi sangat bermanfaat

Senyum memperkaya mereka yang menerima

Tanpa merugikan mereka yang memberikan

Senyum hanya terjadi dalam sekejap

Namun dikenang selam-lamanya

Senyum menciptakan kebahagiaan di rumah

Membangun itikad baik dalam berusaha

Senyum merupakan balas jasa dalam persahabatan

Senyum adalah istirahat bagi yang lelah

Sinar bagi yang kecewa, matahari bagi yang sedih

dan penangkal kesulitan yang terbaik

Tetapi senyum tidak dapat dibeli

Tidak dapat dipinjam atau dicuri

karena itu senyum sama sekali tidak berguna sampai ia diberikan

10. Pengaturan Suara

- Suara yang baik adalah yang ekspresif penuh makna

- Pengelolaan suara yang ekspresif dan tidak monoton membuat pendengar tidak jenuh dan mengantuk

- Hal yang perlu diperhatikan:

a) Volume

b) Nada à jangan datar dan sengau

c) Clarity/ artikulasi à membuat pendengar nyaman dan paham

d) Quality – suara harus dilatih agar enak didengar

e) Speed and Pause

* Cepat – saat pembicaraan kurang penting

* Lambat – saat pembicaraan yang penting

* Pause – waktunya harus tepat, untuk menarik napas dan memberikan kesempatan para pendengar untuk menafakuri kata-kata yang kiat ucapkan

- Posisi dan latihan: berdiri tegak, tangan biasa dan rileks, ambil napas yang dalam, bahu tidak diangkat, jangan kebanyakan makan

11. Peka Terhadap Audiens

- Keuntungannya: dapat menyesuaikan metode dan gaya bicara agar sesuai dengan kondisi pendengar

- Cara-cara menghadapi pendengar yang mengantuk, bosan, dan lelah:

a) Pembicara mengalihkan isi pembicaraan pada materi yang ringan-ringan

b) Perbanyak humor yang menarik

c) Berdiri dan lekukan senam pereganga

d) Lakukan permainan ringan yang segar dan ceria

e) Lakukan break jika memungkinkan

f) Melakukan simulasi materi

g) Libatkan pendengar (diskusi/ presentasi)

h) Persingkat pembicaraan

- TIPS agar peka terhadap audiens:

a. Kenali audiens, (apakah mayoritas remaja, anak2, ortu?)(bagaimana kondisinya?)dll.

b. Jadikan diri kita sebagai bagian dari mereka

c. Kembangkan sikap simpati dan empati

d. Miliki sikap ihsan

e. Pelajari ilmu psikologi pendengar

12. Hadirkan Hati

- Jika kita selalu menghadirkan hati, maka perilaku kita selama berbicara akan lebih terjaga

- Hasil menghadirkan hati:

a. Sombong à Rendah hati

b. Bohong à Jujur apa adanya

c. Minder à Percaya diri

d. Menghina à Memberdayakan

e. Memojokkan à Menghargai

f. Berkata kurang baik à Menjaga perkataan

- Ciri khas pembicara yang menghadirkan hati:

a) Menyejukkan

* Kesejukan mencul dari hati yang ikhlas, tulus ingin memberikan manfaat sebanyak-banyaknya pada audiens

* Tampil dari tatapan yang teduh, dan harapan perubahan pada diri pendengar

* Penuh kasih sayang dan tidak pernah merasa paling berilmu

* Kata-kata yang menyejukkan akan membuat pendengar lebih terbuka dan menerima isi pembicaraan

b) Menyemangati

* Kata-katanya tidak pernah menghina atau memojokkan, walaupun memang terbukti salah

- TIPS menghadirkan hati:

a. Niatkan pembicaraan hanya untuk meraih keridhaan Allah

b. Miliki sikap ihsan

c. Miliki keinginan untuk memberikan manfaat sebanyak-banyaknya pada pendengar

d. Selalu dziki pada Allah selama berbicara

e.Tidak merasa diri lebih baik dari pendengar

f. Menjaga perkataan

g. Hindari kata-kata yang berlebihan

- Manfaat Menghadirkan Hati:

a) Antusias ketika berbicara

b) Kata-kata akan terdengar menyejukkan dan menyemangati hati pendengar

c) Memiliki daya gugah dan daya ubah

d) Insya Allah bermakna di dunia, dan bermanfaat di akhirat kelak

13. Evaluasi Diri

- Kiat: a. Bersihkan hati jangan sombong

b. Luangkan waktu untuk berpikir dan merenung setelah berbicara

c. Minta pendapat, saran, dan kritik orang lain

d. Rekam pembicaraan, lihat lagi, dan evaluasi

- Belajar dan berlatih tiada henti adalah kunci perbaikan diri

- Tidak ada seorang pembicarapun yang lahir langsung menjadi orator

- Seorang pembicara dpt dikatakan sukses apabila ia memiliki kemampuan berubah secara sistematis & berkesinambungan

14. Perubahan Diri

- Lakukan konsep 3B: Belajar, berlatih, dan beramal tiada henti

- Belajar dari pengalaman à Kisah sarang semut dan lebah

- Proses perubahan: a. Kejadian saat berbicara (identifikasi masalah, kekurangan, kelebihan, dll)

b. Menemukan sebab-akibat kejadian tersebut (jujur, jernih, dan tafakur)

c. Menyimpulkan pelajaran dari kejadian tsb (dari dalam dan dari luar)

d. Mengamalkan dan mengaplikasikannya dalam aksi selanjutnya

15. Kekuatan Ibadah sebagai Penolong

- Mustahil pembicaraan kita akan membuat orang lain tergugah dan memiliki kemampuan mengubah jika tanpa pertolongan Allah SWT

- Kisah Pelatihan MQ

- Jika kita tidak bergantung pada Allah, maka pada siapa lagi kita memohon pertolongan?

- Tugas kita adalah menyampaikan kebenaran, dan soal hasilnya, apakah orang lain akan berubah mengikuti kebenaran, bukan urusan kita sebagai hamba. Urusan kita, berikhtiar sekuat tenaga untuk menyampaikan kebenaran dengan cara yang menarik, kreatif, dan menjaga niat agar tetap lurus

- Cara untuk tetap dekat dan mendapat pertolongan Allah:

a. Ibadah

(QS. Al-Muzammil: 1-5)

b. Berzikir

Mengingat Allah membuat hati kita menjadi tenang dan tentram

Penyebab hati tidak tenang adalah: takut salah dan diejek, takut dianggap bodoh, takut mengecewakan. Perasaan tersebut muncul karena anda merasa hanya diri anda sendiri yang berperan dalam menyampaikan materi

Padahal ada Allah, yang membolak-balikan hati manusia, jika Allah tidak menolong, sebaik apapun cara kita berbicara, tidak akan ada pengaruhnya buat pendengar

c. Berdoa

- Seorang pembicara yang menggugah dan mengubah akan senantiasa berusaha untuk menjaga kedekatan dirinya dengan Allah SWT

Tidak ada komentar: